Thursday, October 30, 2014

Puisi kehidupan


 SESAK
Terkadang semuanya terasa menyesakkan
Saat ku tatap khalayak di sekelilingku
Aku merasa tersudut , tak terpaut
Semua karena lembaran dan kepingan berharga yang tak aku genggam
Aku berjanji jika aku telah menggenggam’a  tak kan pernah aku menengadahkan tanganku
Tak akn pernah aku sia-sia
Aku sadar, ini hanya sebuah kerikil yang mengujiku
Meski tak ada yang pernah meraba rasaku
mereka hanya memandang dengan satu sudut pandang
tapi citaku yang membuat semuanya tetap berjalan
berjalan seperti air yang tak bergelombang
yang jauh dengan rasa yang begitu bergelombang.



TANGISAN ANAK YANG TAK BERIBU



Senja mulai menghampiri
Seorang anak terletang menangis
Menangis dalam kesunyian
Merintih dalam kesakitan

Tangisannya semakin menjerit
Tubuhnyapun semakin melemah
Ibu.. ibu.. ibu..
Ia menyeru ibu sepanjang tangisannya

Dinama ibu?.. di mana ibu?
Tak ada yang menghampirinya
Ibu ..ibu.. ibu
Tak ada yang membelainya

Perlahan lahan tangisanya semakin memelan
Ibu telah pergi
Ibu telah tiada
Hanya ayah yang memeluknya dengan erat

Beribu lara datang menghampiri
Menjelma menjadi air mata
Melangkah tanpa arah
Bermimpi tiada arti
Itulah anak yang tak beribu....


Sujudku
Karya: Hera Herliana
Siang-Mu berganti malam
Malam-Mu berganti siang
Bulan menunjukkan kuasa-Mu
Bintang berkelipan atas kehendak-Mu

Tak ada nikmat yang bisa ku dustakan
Tiada mukjizat yang bisa ku redupkan
Tiada lagi sandaran selain kepada-Mu
Tiada lagi harapan selain dapat ampunan-Mu

Ya Rabbi
Ampunilah dosa dan hilapku
Ampunilah segala kealpaanku
Hanya kepada-Mu tempat aku bersujud
Ku pasrahkan segala kehidupan

Hamba-Mu yang tak berdaya
Terjerumus ke dalam dosa-dosa
Terjeremba keindahan dunia
Tertatih dalam puing-puing dusta









































































No comments:

Post a Comment