Thursday, February 18, 2016

MLU (Mean Length of Utterance) pada Anak Berusia 2 Tahun 1 Bulan.



A.      Pendahuluan
a.       Latar Belakang Masalah

Proses pemerolehan bahasa pada anak-anak merupakan satu hal yang perlu diteliti lebih mendalam. Bagaimana manusia memperoleh bahasa merupakan satu masalah yang amat mengagumkan dan sukar dibuktikan. Berbagai teori dari bidang disiplin yang berbeda telah dikemukakan oleh para pengkaji untuk menerangkan bagaimana proses ini berlaku dalam kalangan anak-anak. Memang diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-sistem linguistik dikuasai dengan pantas oleh individu kanak-kanak walaupun umumnya tidak dalam pengajaran formal.
Proses pemerolehan bahasa merupakan suatu hal yang kontroversial antara para ahli bahasa. Permasalahan yang diperdebatan antara para ahli adalah pemerolehan bahasa yang bersifat nuture dan nature (Dardjowidjojo, 2000:235). Ahli bahasa yang menganut aliran behaviorisme mengatakan bahwa pemerolehan bahasa bersifat nurture, yakni pemerolehan ditentukan oleh alam lingkungan. Ahli bahasa lain mengatakan manusia dilahirkan dengan suatu tabula rasa, yakni semacam piring kosong tanpa apapun. Piring tersebut kemudian diisi oleh alam termasuk bahasanya.
Pengetahuan yang cukup tentang proses dan hakikat pemerolehan bahasa akan membantu menentukan keberhasilan dalam bidang pengajaran bahasa. Pemerolehan bahasa pertama ialah bahasa yang pertama kali dikuasai oleh anak yang biasa disebut bahasa ibu. Setiap anak yang normal pada usia di bawah lima tahun dapat berkomunikasi dalam bahasa yang digunakan di lingkungannya, walaupun tanpa pembelajaran formal. Penguasaan atau perkembangan bahasa anak diperoleh secara bertahap.
Salah satu perkembangan bahasa yang khas dialami anak adalah perkembangan sintaksis. Pada periode awal anak menggunakan kalimat satu kata, kalimat dua kata, kalimat tiga kata, dan seterusnya sampai tahap kalimat lengkap strukturnya (agent-action-object-location). Jumlah elemen yang mengandung arti dalam kalimat yang diucapkan anak dapat dapat diukur dengan Mean Length of Utterance (MLU). MLU merupakan satu konsep yang digunakan untuk mengukur produk linguistik yang dihasilkan oleh seseorang anak. Secara umum, penghitungan MLU dilakukan dengan membagi bilangan morfem dengan bilangan ujaran. Artinya, jumlah bilangan ujaran yang diperlukan ialah 50 atau 100 ujaran utama anak. Semakin tinggi MLU anak maka semakin tinggilah penguasaan berbahasa anak tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian MLU pada anak balita yang berusia 2 tahun 1 bulan. Penulis menuangkannya dalam judul penelitian “Mean Length of Utterance (MLU) pada Anak Berusia 2 Tahun 1 Bulan.

b.      Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masaah sebagai berikut.
1.      Berapakah panjang rata-rata ucapan anak usia 2 tahun 1 bulan?
2.      Apakah panjang rata-rata  tuturan anak  tersebut  telah sesuai dengan usianya?

c.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.      Untuk mendeskripsikan panjang rata-rata ucapan anak usia 2 tahun 1 bulan.
2.      Untuk mengetahui kesesuaian panjang rata-rata  tuturan anak  tersebut  dengan usianya.
B.     Kajian Teori
a.      Pemerolehan Bahasa
Brookes (dalam Yusoff, 1995: 456) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa dalam bentuk yang paling sederhana bagi setiap bayi bermula pada waktu bayi itu berumur lebih kurang 18 bulan dan mencapai bentuk yang hampir sempurna ketika berumur lebih kurang empat tahun. Menurut Simanjuntak (1982: 12) pemerolehan bahasa bermaksud penguasaan bahasa oleh seseorang secara tidak langsung dan dikatakan aktif berlaku dalam kalangan anak-anak dalam lingkungan umur 2-6 tahun.
Pemerolehan bahasa merupakan suatu proses perkembangan bahasa manusia. Kanak-kanak sejak lahir telah diberi kemampuan untuk memperoleh bahasanya. Pemerolehan bahasa ini dipengaruhi pula oleh interaksi sosial dan perkembangan kognitif anak. Kemampuan berbahasa seseorang diperoleh melalui sebuah proses sehingga perlu ada pendekatan-pendekatan tertentu di dalamnya (Yanti, 2013: 1). Proses pemerolehan bahasa merupakan suatu hal yang kontroversial antara para ahli bahasa. Permasalahan yang diperdebatan antara para ahli adalah pemerolehan bahasa yang bersifat nuture dan nature (Dardjowidjojo, 2010: 235). ). Ahli bahasa yang menganut aliran behaviorisme mengatakan bahwa pemerolehan bahasa bersifat nurture, yakni pemerolehan ditentukan oleh alam lingkungan. Ahli bahasa lain mengatakan manusia dilahirkan dengan suatu tabula rasa, yakni semacam piring kosong tanpa apa pun. Piring tersebut kemudian diisi oleh alam termasuk bahasany
Dari beberapa pendapat tentang pemerolehan bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses bagaimana bahasa diperoleh anak-anak dengan kemampuan kognitif dan afektif yang dia miliki untuk mewujudkan bahasa sebagai bentuk komunikasi verbal, sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan dimana dia berada.
b.       Perkembangan Sintaksis
Pemerolehan sintaksis pada anak-anak dimulai pada usia kurang dari 2:0 tahun. Pada usia tersebut anak sudah bisa menyusun kalimat dua kata atau lebih two word utterance ‘Ujaran Dua Kata’ (UDK). Anak mulai dengan dua kata yang diselingi jeda sehingga seolah-olah dua kata itu terpisah. Dengan adanya dua kata dalam UDK maka orang dewasa dapat lebih bisa menerka apa yang dimaksud oleh anak karena cakupan makna menjadi lebih terbatas. UDK sintaksisnya lebih kompleks dan semantiknya juga semakin jelas (Dardjowidjojo, 2010:248). Ciri lain dari UDK adalah kedua kata tersebut adalah kata-kata dari kategori utama, yaitu nomina, verba, adjektiva, dan adverbia.
Menurut Brown (dalam Dardjowidjojo, 2010:249) anak usia 2;0 telah menguasai hubungan kasus-kasus dan operasi-operasi seperti pelaku-perbuatan (FN-FV), pelaku-objek (FN-FN), perbuatan-objek (FV-FN), perbuatan-lokasi (FV-FAdv), pemilik-dimiliki (FN-FV), objek-lokasi (FN-FAdv), atribut-entitas, nominative, minta ulang, tak-ada lagi. Walaupun, maknanya sudah jelas tetapi setiap ujaran anak harus disesuaikan dengan konteksnya.
c.       Mean Length of Utterance (MLU)
MLU adalah rata-rata jumlah morfem yang dihasilkan anak untuk setiap tuturannya. MLU digunakan untuk mengukur perkembangan sintaktik anak. Semakin tinggi perkembangan pemerolehan bahasanya, semakin besar pula jumlah morfem yang bisa dihasilkan anak dalam satu kali ujaran. Hal ini sejalan dengan perkembangan sintaktik anak yang terjadi secara bertahap (gradual), dari yang tadinya hanya terdiri dari dua kata (telegraphic speech), terus hingga semakin mendekati kompetensi yang dimiliki orang dewasa.
MLU merupakan pengukur untuk perkembangan sintaksis anak. Menurut Brown (dalam Dardjowidjojo, 2000:241) cara menghitung MLU dapat dilakukan dengan beberapa langkah, pertama mengambil sampel sebanyak 100 ujaran. Kedua, menghitung jumlah morfemnya. Ketiga, membagi jumlah morfem dengan jumlah ujaran, seperti pada rumus berikut.
MLU =          
Brown (dalam Kridalaksana, 2005) membagi tahap pemerolehan bahasa anak
berdasarkan MLU anak menjadi sepuluh tahap, yaitu :
1.      Tahap I MLU (1—1,5)  pada usia 12—22  bulan
2.      Tahap II MLU (1,5—2,0) pada usia 22—28 bulan
3.      Tahap III MLU (2,0—2,25) pada usia 27-28 bulan
4.      Tahap IV MLU (2,25—2,5) pada usia 28—30 bulan
5.      Tahap V MLU (2,5—2,75) pada usia 31—32 bulan
6.      Tahap VI MLU (2,75—30,0) pada bulan biasa 33—34 tahun
7.      Tahap VII MLU (3,0—3,5) pada usai 35—39 bulan
8.      Tahap  VIII  MLU (3,5—3,45) pada usia 38—40 bulan
9.      Tahap IX  MLU (3,5—3,45) pada usia 41-46 duluan
10.  Tahap X MLU (45+) pada usia +47 bulan





C.    Pembahasan
a.    Profil Responden

IMG_20150312_084341.jpg
Anak perempuan berusia 2 tahun 1 bulan ini bernama lengkap Syifa Siti Warohmah yang biasa dipanggil Syifa. Syifa lahir di Garut, pada tanggal 22 Februari 2013. Syifa adalah anak ke empat dari pasangan Endang Jamaludin (43 tahun) dan Susanti (40 tahun) yang bertempat tinggal di kp. Babakan Reungas Desa Sukaratu Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut. Latar belakang pendidikan kedua orang tuanya lulusan SMP dan berprofesi sebagai pedagang kaki lima.
Bahasa yang digunakan Syifa adalah Bahasa Sunda. Bahasa tersebut adalah bahasa ibunya (bahasa pertama). Syifa sering kali ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk berdagang sehingga ia lebih banyak bermain dengan kakaknya. Meskipun belum bersekolah, dalam kesehariannya syifa cukup terampil dalam berbicara dan mudah  menangkap atau menirukan kata-kata yang digunakan oleh orang-orang di sekelilingnya.

b.         Deskripsi dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan panjang rata-rata ujaran anak (MLU) pada usia 2 tahun 1 bulan. Data dikumpulkan melalui perekam suara handphone. Bahasa yang digunakan oleh anak tersebut adalah bahasa Sunda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Data tersebut diseskripsikan sebagai berikut.
No.
Ujaran
∑ Ujaran
∑ Morfem
  1.  
Eumh keya
(eumh sebentar)
1
2
  1.  
Keya dieu
(eumh sini)
1
2
  1.  
Keya/ dieu
(sebentar/sini)
2
2
  1.  
Ah
1
1
  1.  
Keya nenen hela is/tah
(sebentar nenen dulu/is)
2
5
  1.  
Ieu
(ini)
1
1
  1.  
Ieu tayi tayi/ ieu tayi tayi
(ini kali kali/ini kali kali)
2
6
  1.  
Dapan
(delapan)
1
1
  1.  
Dua/ empat/ koyong/ bapa/ bebek
(dua/ empat/ kolong/ bapak/ bebek)
5
5
  1.  
Ieu teh/ empat teh/ tayangna
(ini teh/ empat teh/ sarangnya)
3
6
  1.  
Cayik/ cape
(duduk/ cape)
2
2
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Jayan
(jalan)
1
1
  1.  
Di ditu tuh di jayan
(di sana tuh di jalan)
1
5
  1.  
di jayan
(di jalan)
1
2
  1.  
di jayan
(di jalan
1
2
  1.  
Aya
(ada)
1
1
  1.  
Ayung ahah/ hahah/ hahahah
(warung/ihah/ihah/hahahah)
3
4
  1.  
Mamah
1
1
  1.  
Itu di yuhun mamahna
(itu di atas mamahnya)
1
5
  1.  
Keur cayam mamah/ cape
(lagi salam mamah/ cape)
2
4
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Ka gayut/ di ditu
(ke Garut/ di sana)
2
4
  1.  
Ek tasan
(mau ke pasar)
1
2
  1.  
Dede tasan heuya
(dede ke pasar dulu)
1
3
  1.  
Naek toton teh
(naek motor teh)
1
3
  1.  
Toton
(motor)
1
1
  1.  
Keya/ keya
(sebentar/sebentar)
2
2
  1.  
Entos
(udah)
1
1
  1.  
Dubin
(mobil)
1
1
  1.  
Dubin ageung iyeu
(mobil gede ini)
1
3
  1.  
Aji / heemh iyeu
(aji/ iya ini)
2
3
  1.  
Yeuh aya atuna tuh
(nih ada sepatunya tuh)
1
5
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Eweuh atu di jayanna / euweuh
(gaka ada sepatu di jalannya/ gak ada)
2
6
  1.  
Eweuh daya daya daya/ caci caci cacian eweuh
(gak ada maya maya maya/ kaos kaki kaos kai kaos kaki gak ada)
2
9
  1.  
Di jayan keneh
( masih di jalan)
1
3
  1.  
Aya
(ada)
1
1
  1.  
Ubin di yuhun
(mobil di luhur)
1
3
  1.  
Udang ana?/udang?
(sendal mana?/sendal?)
2
3
  1.  
Lain (bukan)
1
1
  1.  
Teteh ateun/ teh
(teteh antar teh)
2
3
  1.  
Ateun
(antar)
1
1
  1.  
Heemh (iya)
1
1
  1.  
Jayan (jalan)
1
1
  1.  
Tatu (sepatu)
1
1
  1.  
Tatu nana?
(sepatu mana?)
1
2
  1.  
Tau ayus
(sepatu bagus)
1
2
  1.  
Jayan  keneh ieunya
(masih di jalan ininya)
1
4
  1.  
Heemh (iya)
1
1
  1.  
Yu is
1
2
  1.  
Teteh hayu teh
1
3
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Keuya
(sebentar)
1
1
  1.  
Aya di duyu
(aya di juru)
1
3
  1.  
Di duyu
(di juru)
1
2
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Aging ana? /aging?
(daging mana? Daging?)
2
3
  1.  
Tos (udah)
1
1
  1.  
Di ditu mimimah emam
(di sana mimimah makan)
1
4
  1.  
Heemh
(iya)
1
1
  1.  
Jeung daging
(sama daging)
1
2
  1.  
Euweuh daging di ditu
(gak ada daging di sana)
1
4
  1.  
Moan
(moal)
1
1
  1.  
Kanana/ mimimah
(kemana mimimah)
2
3
  1.  
Teteh keya
(teteh sebentar)
1
2
  1.  
Iyeu cayam cayam
(ini salam salam)
1
3
  1.  
Teh iyeu cayam
(teh ini salam)
1
3
  1.  
Cayam di dieu hiji
(salam di sini satu)
1
4
  1.  
Teh cayam
(teh salam)
1
2
  1.  
Mimimah
1
1
  1.  
Heemh
 (iya)
1
1
  1.  
Moan
(moal)
1
1
  1.  
Tiyis teh
(dingin teh)
1
2
  1.  
Tiyis/ heemh hujan
(dingin/ iya hujan)
2
3
  1.  
Iyeu udang
(ini sandal)
1
2
  1.  
Mimimah
1
1
Jumlah
  100
  189


            Setelah semua ujaran dianalisis untuk menghitung MLU, ujaran tersebut dijumlahkan berdasarkan jumlah ujaran dan jumlah morfem. Setelah dijumlahkan digunakan rumus sebagai berikut.
MLU =  =  = 1,89                   
            Responden yang bernama Syifa berada pada tahap II MLU (1,52,0) Pada usia 22-28 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa MLU responden yang berusia 2 tahun 1 bulan (MLU 1,89) termasuk normal yaitu berkisar 1,52,0
            Berdasarkan analisis diatas, Syifa mempunyai kesulitan dalam melafalkan huruf “r” seperti pada kata “yuhun(luhur)”, kesulitan melafalkan huruf “s” seperti pada kata “cayam (salam)” dan kesulitan melafalkan huruf “l” seperti pada “jayan (jalan)”. Perkembangan artikulasi Syifa masih belum sempurna dikarenakan ia masih dalam tahap perkembangan di usia 2 tahun 1 bulan. Syifa sering kali mengulang-ulang ujarannya dan menggunakan kosakata yang kerap digunakan oleh lingkungan di sekelilingnya terutama keluarga, ini menunjukkan bahwa lingkungan mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
D.  Penutup
a.       Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa panjang rata-rata Syifa yang berusia 2 tahun 1 bulan mencapai indeks 1,89. Panjang rata-rata 1,89 tersebut telah sesuai dengan usianya yang berada pada tahap II MLU (1,52,0) Pada usia 22-28 bulan.

b.      Saran
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Untuk menunjang dan mengoptimalkan perkembangan bahasa anak sebaiknya orang tua mengajarkan anaknya berbicara sejak dini agar anak tersebut mudah dalam mempelajari bahasa dan terampil dalam menggunakan bahasa. apabila seorang anak dibiarkan dan tidak pernah diajak untuk berkomunikasi kemungkinan anak tersebut akan cendrung pasif dan sulit berkomunikasi .





DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono.2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor.
Werdiningsih, Dyah. 2002. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.

Ismawati, Heni. 2013. Pemerolehan Bahasa Pertama. [online]: http://haniisma.blogspot.com/2013/12/kumpulan-puisi.html. Rabu,08 April 2015.

 Elistia, Inong. Pemerolehan Bahaa Anak (Kajian Mean Length Of Utterance (MLU) Pada Anak Usia 3 Tahun 8 Bulan). [online]: Http://Bintangkecilungu.Wordpress.Com/2011/06/13/Pemerolehan-Bahasa-Anak-Kajian-Mean-Length-Of-Utterance-Mlu-Pada-Anak-Usia-3-Tahun-8-Bulan. Rabu,08 April 2015.