Monday, October 27, 2014

Puisi Karya Hera

UU
Nama            : Hera Herliana
Nim              : 12211007
Kelas            : Ia
Tugas            : Membuat Puisi Hasil Karya Sendiri
Mata Kuliah : Apresiasi Puisi
Jurusan         : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sandiwara
Mengapa dunia penuh dengan sengsara
Yang seakan membuat kita berbunga
Tapi kini aku percaya
Dunia memang penuh prahara

Manusia yang penuh dengan kata berirama
Tapi apa mau dikata
Itu hanya sebatas rencana
Yang membuat ku terperdaya

Sandiwara yang tak pernah berjaya
Hanya kepedihan mengiris luka
Sungguh kau bukan pengiba
Yang tak pernah meraba rasa

Aku manusia yang tak berwibawa
Berharap berjaya tapi terdusta
Semoga aku tak terperdaya
oleh dunia sandiwara

Impian
Malam tiba dengan rintikan hujan
ombak gemuruh dilautan
Aku yang termangu dalam kegelisahan
Seperti batu karang yang tak terpecahkan

Meski aku tak seindah bintang yang berkelipan
Tak seterang bulan yang mereka impikan
Tak seelok hamaparan lautan
Tak seperti mentari yang terangi bumi

Aku hanya miliki sebuah mimpi
Cita dan angan yang akan ku daki
dengan langkah yang ku lalui
Meski jalan terjal mendaki

Biarlah waktu yang bersaksi
Jangan pernah kau halangi
Dengan penuh kata rayu dan ragu
Aku kan tetap melaju dengan keyakinan teguh






Rindu
Rindu kelabu yang membuat ku terpaku
Hati ku seakan pilu bagai teriris sembilu
Suasana memburu mendesak ke dalam kalbu

Sosok mu yang selalu ku rindu di setiap waktu
Akankah semua ini berlalu ?
Padamu tanpa berlugu

Rindu itu bisu
Rindu itu syahdu
Jangan biarkan telinga untuk mendengar
Tapi siapkan hati untuk menjawab















Sepi
Aku rasa malam ini tak berbintang
Hanya sehelai kertas dan pena yang ku pegang
Coretan kecil yang bermakna bagi ku
Bisa luapkan segala sepi ku

Naluri ku melayang terbang
Raut wajah mu yang terbayang
Akan kah disana kau sama rasa
Terlilit sepi yang tiada arti

Mengguncang jiwa yang tak bisa berbagi
Berharap diri mu yang temani
Hanya bayangmu yang hinggap di pelupuk mata
Hingga bibir ini tak mampu berkata.











Kalbu mendayu pada waktu
Kiranya dahulu pelangi nan indah
Berselimutkan awan kelam
Kerlipan bintang tak bercahaya
Pada langit yang memuram

Mentari pun tak seperti menari
Hanya sengat nya yang menali
Pada rongga jemari hati
Melambung tinggi di pucuk mimpi

Kini pelangi cumbui hari
Membiaskan warna nan megah di pagi hari
Menyingkap langit yang memuram
Menyingkir pada celah hati yang suram

Kalbu mendayu pada waktu
Mengiring langkah yang tertuju
Rasa bertahta dalam relung ku
Temukan insan hingga bersatu








Harapan
Waktu terus bergulir
Aku yang sendiri dihantui mimpi
Hanya bayang masa lampau yang terkenang
Mengusung hari-hari yang berputar

Celotehan tak akan ku hiraukan
Aku tantang dengan harapan
Masa depan yang penuh kecerahan
Begitu ku dambakan

Aku terus mencoba dan mencoba
Berdiri meski tertatih
Berjalan meski meronta
Berjuang meski menentang

Harapan tak akan pernah mati
Untuk meraih mimpi
Semangat pun tak kan jua padam
Sampai pada saat semuanya ku genggam






Laut lepas
Panorama nan megah di laut lepas
Mengukir indah masa silam
Kala kita jumpa saat telah terpisah sekian lama

Semilir angin menyejukkan kalbu yang gundah
Ombak menghanyutkan dalam buaian mesra
Hamparan laut biru meluaskan pandangan semu

Perahu mengantarkan pada tujuan
Tegarnya Batu karang yang di hempas lautan
Serta pasir putih yang mengikuti jejak langkah

Di lautan ini ku curahkan segala rasa
Tawa canda lepas ceria
Semuanya ku tuangkan dalam potret bertajuk cinta.











Cerita Hari Ini
Mentari pancarkan sinar nya
Sementara aku masih berpijak melangkah di atas bumi
Tanpa perduli akan sengatnya yang menusuk
demi mencari segenggam ilmu

Ketika mulai maju dengan kendara
Kantuk pun datang bertumpuk-tumpuk
Tapi aku tahan dengan berunjuk
Meski ingin sebenarnya aku melumbuk

Air mata dari langit pun turun ketika aku hendak pulang
Tak sengaja aku bersimpang di ruas jalan yang terpampang
Aku pun makan dengan riang
Aduhai perut ku kenyang

Ketika aku mulai melaju dengan kendara jua
Aku lihat di sisi sudut mata
Ada seorang pria menatap ku
Aduhai hati ku malu.







Angka yang Tak berwarna

Rasa hati ingin menangis
Ketika aku pandang angka yang tak berwarna
Pikir ku terasa kelam
Membuat ku tak bermakana

Angka yang tak berwarna
Membuat pilu semakin beradu
Menulusuri mimpi-mimpi
Menghantui hari-hari

Angka yang tak berwarna
Membuat ku merenung ketika ku mengingat mu
Terjerembab dalam kubangan air mata
Hati meriuk beralun-alun semu

Ketika orang lain sibuk memperbaikinya
Aku hanya bisa meratapi
Tapi pilu tak harus tinggal di semak hati
Jadikan cambuk yang penuh arti






Jalan Berliku

Sulit sekali tapaki jalan berliku ini
Selalu saja berduri
Goresan duri memang tak begitu nampak
Entahlah jika sampai ke puncak

Aku tak pernah tau titik temu
Apakah aku mampu melaju
Atau haruskah ku pergi menjauh
Aku tak tau ....

Tuhan...
Jika memang jalan berliku itu
Hanya membuat ku rapuh
Aku ingin semuanya cepat berlalu
Tanpa da rasa ragu

Tapi jika saja masih ada titik temu
Hingga penghujung waktu
Kuatkanlah aku tuhan
Agar tak terhanyut






Roda dua
Sebauh tragedi di masa lampau
Tertoreh dalam benak ku
Kala ku tungganginya
Perasaan was-was silih berganti

Ketika aku melaju di sebuah jalan
Mobil-mobil itu seakan ingin menelan
Membuat ku semakin tertunduk
dengan penuh rasa takut

tangan ku begitu erat mencengkram
mata ku terpejam
mulut pun seakan membungkam
bagaikan di suasana tepi tebing yang curam

jika takut tak lagi terbendung
jika was-was semakin meluas
sesekali ku luapkan teriakan
dengan nada yang tak beraturan.






Ibu
Sungguh berat beban yang kau pikul
Hingga kau berjalan meronta-ronta
Berdiri walaupun lelah menghampiri
Tetap saja kau berjuang untuk anak mu

Ibu..
Aku terteguh memandangmu
Dengan penuh rasa takjub
Apa guna jika aku tanpa mu
Tak kan mampu aku berdiri tegak

Ibu...
Setiap untaian do’a yang kau haturkan
Selalu terselip nama ku
Setiapa kata yang kau lontarkan
Disitulah mura kasih mu

Ibu...
Setiap nasihat yang kau tibakan
Bak fajar yang memancar
Meski batin mu bergejolak kau selalu tampakkan senyuman
Meski hati mu menangis cinta mu tak pernah terkikis

Ibu..
Kau mampu lalui hari dengan cahyamu yang tak pernah padam
Kau mampu hiasi mimpi dengan keindahan malam
Kau sanggup sejukan hati tanpa ilusi
Kaulah wanita yang begitu berarti

Ibu..
Kasih mu sungguh sejati tak kan bisa terganti
Sekali pun ku suguhkan berlimpahan materi
Engkau kan selalu terkenang
Pahlawan dengan penuh kasih sayang.



















Sang Pejuang
Kau adalah sosok pejuang dalam hidupku
Kau rela menghabiskan waktumu
Kau rela menumpahkan energimu
Kau rela bekerja keras tanpa batas

Kala fajar telah menyinglar
Kau beranjak hingga petang pun datang
Kala malam menyapa bintang
Kau hadapi meski penuh rintang

Kau adalah sesosok kaum adam
Di beranda dunia yang bahtera
Kau adalah sesosok imam
Di belantara kehidupan alam

Saat ini aku sampaikan pada dada malam
Jangan kau serukan kelam !
Kutitipkan rindu bersapa salam
Untukmu ayah ku ....







Rasa yang Mengental
Hening bening
Senyap menggigil sukma
Gejolak yang mewarnai asa
Rasa yang mengental dalam jiwa

Sinarnya semakin terpancar
Mengikuti hari-hari yang menguap
Kuda-kuda rindu pun semakin mendera
Mengerat dalam dada


















Makna Cinta
Seuntai kata bertuliskan cinta
Seikat cinta merangkaikan cerita
Sebuah cerita mewarnai asa

Cinta berawal dari sebuah perhatian
bersemi karena perkenalan
Jua bertahan karena kesetiaan

Sungguh aku mencintai bukan karna rupa
Aku menyayangi bukan karena harta
Melainkan karena rasa yang bertahta

Kata cinta yang ku miliki
Ingin memberi semua yang terbaik
Berharap ku tak berlebih di hatimu










Keraguan
Aku ingin tahu seberapa berhaga aku untuk mu
Aku ingin tahu berartikah kehadiran ku bagimu
Aku ingin tahu seberapa besar kau memperdulikan ku

Aku ingin tahu seberapa mampu kau menerima kekurangan ku
Aku ingin tahu seberapa lama kau mampu bertahan
Aku ingin tahu seberapa besar kesetiaan mu

Aku ingin tahu seberapa besar kau menyayangi ku
Aku ingin tahu seberapa takutkah kau kehilangan ku
Dan aku tak pernah tau setinggi apa posisi ku di hati mu















Selamatkanlah aku
Ya Rabb demi kemuliaan-Mu yang maha sempurna
Jangan pernah aku terjatuh dalam kehinaan
Selamatkanlah aku dari cobaan yang mengikat hati ku
Sebab engkaulah yang maha memiliki diriku

Aku mencintai-Mu dengan kelemahan ku
Tapi engkau mencintai ku dengan kesempurnaan mu
Aku memulyakanmu dengan menyebut keagungan-Mu
Tapi engkau memuliakan ku dengan menyembunyikan aib-aib ku.

















Sepatu baru
Enak dipandang tapi tak nyaman disandang
Membuat kaki ku penuh derita
Lecet pun kian mendera
Apakah aku harus tinggalkannya?

Terkadang aku menyesal telah merogoh kocekku untuknya
Aku juga menyesal telah memilihnya
Aku terpikat bodinya yang memukau
Padahal bikin kacau balau

Aku pikir dia akan membuatku merasa sempurna
Tapi nyatanya malah merana
Lebih baik aku tinggalkannya
Hanya untuk hiasan semata.













Anugrah
Aku bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakanmu
Aku berterima kasih pada ibu mu yang telah melahirkanmu
Aku jua berterima kasih padamu yang telah hadir dihidupku

Kau telah bisa membuat hati ku luluh
Menghapus jejak-jejak ku di masa lalu
Hingga aku pun mampu menebarkan tawa disetiap sudut langkah ku

Kini aku tak lagi hampa
Karena hati telah bersua
Tak kan ku sia-sia meski prahara menerpa.














Hilang
Cinta......
Kau hilang dalam ucap ku
Tapi tak hilang dalam benak ku
Kau hilang diragaku
Tapi tak  hilang dalam jiwaku
Cinta......
Kau tanamkan keindahan
Tapi mengapa kau pergi dengan kepedihan
Kau tancapkan senyuman
Tapi mengapa kau pergi dengan deraian air mata
Cinta.....
Harapan hilang sudah
Keinginan lenyap sudah
Semuanya hanya tinggal kenangan
Yang menyisakan kepedihan.











Mawar Melati
Melati indah nan beseri
Tak pernah sekalipun ku sirami
Sungguh kau yang selalu pahami
Segala isi hati

Mawar indah nan berduri
Kau yang selalu ku sirami
Kau tak pernah mengerti
Atas segala yang ku beri

Ku campakkan melati
Ku arungi mawar berduri
Ku kira melati telah layu
Ternyata dia selalu menunggu

Kini melati telah kembali
Hilangkan sayatan karna duri
Sungguh setia kau melati
Membuat ku menyadari







Hidup tanpa Cinta
Sunyi senyap malam
Kelam tanpa bintang
Jiwa terasa hampa
Hati seakan luka

Hidup tanpa cinta
Bagai dunia gelap gulita
Tiada setitik cahaya
Yang menerangi

Hidup tanpa cinta
Kekosongan yang ku rasa
Dalam relung hati dan jiwa
Menusuk ke rongga dada












Penghianatan

Sakit ku menggoyahkan ku
Harapan ku menghancurkan ku
Cinta ku membunuh ku
Rasa ku menyiksa ku

Percaya ku hanyalah sia-sia
Pengorbanan ku tak berguna
Kini hanya luka yang ku rasa
Kenangan yang tersisa

Kau terbuai cintanya
Kau terpikat pesona
Kau tergoda dia
Hingga diriku kau campakkan











No comments:

Post a Comment