KAMPUNG HALAMANKU BABAKAN REUNGAS DESA SUKARATU KEC.
BANYURESMI DI KABUPATEN GARUT.
Gambaran
1.
Keadaan Daerah
Keadaan Atau Fisik dan Alam Hayati
Di sebuah
kampung kecil aku tinggal bersama keluargaku. Tampak pemandangan hijau di
sekelilingnya yang banyak tumbuhan yang tumbuh secara alami seperti pohon mangga,
pohon pisang, pohon nangka, terutama yang paling banyak adalah pohon bambu,
bahkan ada yang ditanam secara sengaja di perkebunan seperti singkong, jagung,
kacang , jeruk, tomat, dan tanaman cabe. Hamparan sawah yang cukup luas dengan
parit-parit yang mengairinya sehingga sawahnya tampak subur. Parit-parit itu
juga sering digunakan warga untuk mencari ikan pada musim hujan dan sebagian
kecil warga menggunakannya untuk membuang air besar dengan tempat yang mereka
buat sendiri. Jika musim kemarau panjang , tanah yang berada di sekitar
kampungku terlihat kering sehingga banyak retakan serta banyak daun yag
berjatuhan, tetapi jika pada musim hujan seperti saat ini tanahnya berubah
menjadi lengket. udara di sekitarpun begitu sejuk karena banyaknya tumbuhan dan
tidak ada kebisingan suara yang dihasilkan oleh kendaraan karena jarak yang jauh
dari tempat ramai seperti jalan raya. begitupun pada malam hari masih banyak
suara binatang seperti yang memekik seperti jangkrik.
2.
Keadaan Masyarakat
a.
Mata Pencaharian
Latar belakang yang berbeda menjadikan mata pencaharian
yang beragam di kampungku, di antaranya masyarakat bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, kuli bangunan, penjahit
pakaian, peternak, karyawan dan guru. Adapula yang sehari-harinya mencari ikan
di situ bagendit. Petani memanfaatkan kebun dan sawah sebagai lahan pertanian, beberapa pedagang memiliki warung di depan
rumahnya, dan adapula yang menjadi pedagang kaki lima. Warga yang bekerja
sebagai kuli bangunan dan penjahit pakaian biasanya bekerja borongan untuk
mendapatkan upah. kebanyakan peternak mendirikan ternak ayam yang dikelola oleh
orang lain, adapula yang memelihara hewan ternak seperti itik, bebek, ayam,
kambing dan kerbau dekat rumahnya sendiri. Bagi warga yang bekerja sebagai
karyawan mereka adalah para remaja yang setelah lulus SMA kemudian melamar
kerja di kota seperti Bandung. Dan warga yang mengabdi sebagai guru biasanya
mereka mengajar mengaji ataupun mengajar di pendidikan formal seperti SD.
Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah petani yang
memanfaatkan kebun dan sawah sebagai lahan pertanian dengan penghasilan yang
masih rendah. sedangkan minoritas mata pencaharian masyarakat adalah guru
karena kebanyakan warga tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenakan ekonomi yang
masih rendah. Dilihat dari penghasilannya masyarakat di kampungku termasuk
kelas ekonomi menengah ke bawah, sedangkan mata pencaharian yang cukup menonjol dari segi penghasilannya
adalah pedagang.
b.
Perumahan
Perumahan yang berada di kampungku tak begitu padat, jarak
antara rumah satu dengan rumah yang lain tidak terlalu dekat dan setiap rumah
memiliki pekarangan yang cukup luas, pekarangan itu digunakan untuk tempat
menjemur pakaian ataupun ditumbuhi dengan tanaman hias. Ada rumah yang baru
dibangun dan direnovasi, adapula yang sudah lama usianya dan belum diperbaiki.
Sebagian besar rumah-rumah itu berukuran sederhana, terbuat
dari batu- bata yang memiliki tepas, dan fasilitas kamar mandi. Tetapi masih
ada beberapa rumah yang terbuat dari bilik bambu dengan berjendela seperti
rumah- rumah pada jaman dahulu, dan tidak ada fasilitas kamar mandi sehingga
menggunakan kamar mandi umum.
Rumah- rumah itu tidak berjajar dengan rapih, ada yang
saling berhadapan, adapula yang saling berdampingan bahkan saling membelakangi.
Selain itu ada beberapa pula yang keadaan rumahnya cukup memprihatinkan sehingga
mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat untuk pembangunan rumah.
c. Hubungan Lalu Lintas
lalu lintas yang tak begitu ramai di kampungku. apabila
ingin sampai di jalan raya harus melewati jalan kecil yang berada diantara
sawah dan melewati beberapa kampung dengan jalan yang berbelok, perbaikan jalan
yang sudah dilakukan sedikit menghambat jalannya kendaraan, karena sisi-sisi
jalan yang hanya diperbaiki , sedangkan pada bagian tengah hanya menggunakan
kerikil sehingga apabila ada dua kendaraan yang berlawanan arah seperti mobil
dan motor, salah satunya harus berhenti terlebih dahulu karena jalan yang
sempit.
Setelah melewati beberapa kampung dan memasuki jalan raya,
lalu lintasnya lancar dan tidak terjadi kemacetan, udarapun tak tercemar karena sepanjang jalan masih banyak
tumbuhan berjajar. tidak ada jalan yag berlubang parah yang dapat mengganngu
kelancaran lalu lintas, sehingga kendaraan berjalan dengan tertib dan keadaan
lalu lintas cukup aman.
Kisahan
1.
Kegiatan yang Dilakukan
oleh Para Anggota Masyarakat.
Ketika
sang surya mulai menyapa, masyarakat telah terbangun dari tidurnya. Mereka
bergegas untuk melakukan berbagai aktivitas seiring dengan hembusan angin yang
begitu sejuk para siswa melakukan aktifitas bersekolah, para ibu rumah tangga
mengerjakan tugasnya di rumah dan adapula yang pergi ke ladang, begitupula
suaminya yang bekerja keras membanting tulang sesuai dengan mata pencaharian
yang mereka emban untuk menapkahi buah hati serta istrinya.
Matahari
semakin menyengat, sepulang sekolah anak-anak bermain dan berkumpul dengan
sukaria di sebuah pekarangan. hingga pada sore dan malam hari mereka pergi
melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren terdekat yaitu
Toyyibatul Muhajirin, di ponpes ini terdapat ikatan remaja mesjid yang para
anggotanya selalu bercengkrama dengan suasana yang ramai, mereka mengembangkan
kesenian Islam seperti marawis, bahkan mereka sering tampil pada acara -acara
seperti resepsi pernikahan, khitanan dan syukuran sehingga mereka pandai
melantunkan sholawat- sholawat dengan suara yang beradu merdu. Para anggota Ikatan
remaja mesjid sering mengadakan acara untuk memperingati hari besar Islam
seperti maulid nabi, Isra mi’raj dan tahun baru Islam, bahkan mengadakan acara perlombaan
untuk memperingati hari kemerdekan RI.
Matahari
mulai meninggalkan permukaan bumi, panggilanNya pun diserukan dan lantunan
sholawat menyentuh sanubari. sebagian masyarakat bergerombol pergi ke mesjid
untuk shalat magrib berjamaah. Setiap malam jum’at dan hari sabtu para ibu
rumah tangga mengikuti pengajian yang diadakan secara rutin. tak lupa masyarakat
juga sering melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dan ruas- ruas jalan
pada hari jumat, mereka bekerja dengan sepenuh hati . Selain itu, Sebagian
masyarakat mengikuti kegiatan koperasi untuk membantu kesejahteraan ekonomi mereka
yang sebagian besar anggotanya adalah ibu- ibu rumah tangga.
ketika
malam mulai tiba segelintir pemuda ramai bergitar dengan suara nyanyian yang
begitu nyaring, tak ada lagi aktivitas setelah itu anak-anak pulang dari
majelis ilmunya, kemudian mereka dan para orangtuanya beristirahat dari kelelahan beraktifitas.
2.
Cerita Pengalaman
Hidup
a. Seorang Wanita Dewasa
Seorang wanita yang mengabdi sebagai seorang guru ini
bernama Eti Kusmiati, S.pd. lahir di Garut pada tanggal 22 Desember 1972, dari
seorang ibu yang bernama Ika Kartika dan
Ayah yang bernama Tori Supriatna (Alm), beralamat di kp. Dungushoe RT 01 RW 07
Desa Sukaratu Kec. Banyuresmi kab. Garut. Ia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara
yaitu :
1. Agus Hermawan
2. Eti Kusmiati, S.pd.
3. Ahmad Syarif Zaeni, S.pd.
4. Misbah Maulidin Saleh, S.pd.
Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, meskipun
begitu orangtuanya selalu mendukungnya dalam bidang pendidikan dan selalu
menerapkan pendikan agama terhadap anak-anaknya. Pada waktu kecil ia adalah
seorang anak yang selalu besemangat dalam belajar dan selalu berprestasi di
kelasnya. Adapun pendidikan yang ia tempuh :
1. TK cempaka Neglasari kec. Pameungpek kab. Garut pada tahun
ajaran 1978- 1979.
2. SDN Panawuan 5 Kec. Tarogong Kab. Garut, pada tahun ajaran
1979- 1985.
3. SMP Cibatu pada tahun ajaran 1958- 1988. Ia bersekolah
sambil pesantren di sebuah pondok
pesantren keresek untuk mendapatkan pendidikan agama.
4. Ia melanjutkan pendidikannya ke SPG pada tahun 1988- 1991.
5. Perguruan tinggi UNIGA Jurusan PGSD Program D2.
6. STKIP Siliwangi Bandung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Program S1.
Pada saat duduk
di bangku Sekolah Dasar ia sering berjualan untuk membantu ibunya dan hasilnya
ia tabungkan untuk membayar SPP . Kemudian ia melanjutkan ke SMP sambil
pesantren di pondok pesantren keresek yang tak juah dari sekolahnya, karena
kelak ia menginginkan agar menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat. Pada
masa- masa sekolah pun ia adalah seorang anak yang aktif dalam organisasi
seperti pramuka dan PMR. Setelah lulus dari SPG ia nmelanjutkan ke perguruan
tinggi dan mengajar sebagai guru sukwan di salah satu Sekolah Dasar kemudian
berpindah mengajar di sebuah yayasan
Sirotim Mustaqim Bandung.
Pada tahun 2002
ia menikah dengan seorang laki- laki yang bernama Yadi Karyadi. pada tahun itu
ia diangkat menjadi GBS di SDN Sukaratu I kec. Banyuresmi kab. Garut. Setelah
selama sebelas tahun ia menjadi guru honorer akhirnya ia diangkat menjadi PNS. Setelah
itu pada tahun 2008 ia melahirkan anak pertamamnya, hingga sekarang ia sudah
mempunyai tiga orang yaitu :
1. Amal Alimah Huriyah lahir pada tanggal : 03-November-2005.
2. Raihan Muplih Mubaroq lahir pada tanggal : 17- April-
2008.
3. Sayid Hasan Nasrulloh lahir pada tanggal : 31- Desember-2010.
Dengan jerih payah yang ia lakukan, ia dapat memetik
hasilnya sekarang. Ia adalah sosok yang selalu berjuang dan peduli akan
pendidikan hingga ia mendirikan sebuah lembaga untuk pendidikan anak usia dini
(PAUD) pada tahun 2008 yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dan
memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia
dini. Mesipun pada awalnya belum ada
bantuan dari pemerintah untuk membangun tempat sarana pendidikan, ia terus
berjuang dengan hambatan yang sering kali datang karena masyarakat yang belum
sadar akan pentingnya Pendidikan Anak Usia dini dan ekonomi mereka yang masih
rendah serta tenaga guru yang semakin berkurang karena belum adanya kesejahteraan.
Akhirnya Ia mendapat bantuan untuk medirikan tempat sarana pendidikan Pada
tahun 2009. Ia berharap agar kelak anak- anak tersebut menjadi orang- orang
yang cerdas sehingga Desa Sukaratu dan umumnya Indonesia menjadi lebih maju dan
berkembang.
b. Seorang Laki- Laki Dewasa
Nama :
sufyan Mukhlis Ansori
Nama panggilan : ustadz yusuf
TTL :
cianjur, 08- november- 1985
Ayah :
Bapak Ajid
Ibu :
Sari
Ia adalah anak
ke-4 dari lima bersaudara, pada waktu kecil ia adalah seorang anak yang nakal
tapi pintar dalam belajar. Pada usia tujuh tahun ia memulai pendidikan di SDN
Kalibaru kec. Pagelaran kab. Cianjur. Setelah ia lulus Sekolah Dasar ia tidak
bisa melanjutkan sekolahnya ke SMP karena faktor ekonomi dan jarak yang jauh
dari rumah ke sekolah. Pada tahun 2002 orang tuanya menyuruh agar ia masuk
pesantren Al-muhajirin yang beralamat di kp. Nagrak kec. tanggeung kab.
Cianjur. Dia tinggal selama tiga tahun di pesantren. Pada tahun 2005 ia
memutuskan untuk bekerja d Bandung, karena ia ingin merasakan uang hasil dari
jerih payahnya sendiri. Ia merasakan asam pahitnya kehidupan kota yang sangat
berbeda dengan kehidupan di kampungnya. Ia memutuskan kembali meneruskan
pesantrennya karena dorongan dari orangtua dan meneruskan pesantrennya di
tempat yang berbeda dengan sebelumnya yaitu :
1. Pondok Pesanren Miftahtul Falah Desa Sirna Jaya kec.
Tanggeung kab. Garut.
2. Pondok Pesantren Nyelempet kota Cianjur.
Pada tahun 2009 ia menikah dengan seorang
perempuan bernama Nengsih Damayanti yang beralamat di kp. Pasir Lanjung Desa Tanjung
Kamunding kec. Tarogong Kaler Kab. Garut
Setelah menikah memilih untuk menetap dan tinggal di garut
dengan istri, ia sering berdakwah ke berbagai tempat. Hingga di suatu kampung
ia bertemu dengan seorang tokoh masyarakat yang bernama Haji Yahya Kurnia yang
selalu berjuang dalam mendirikan pesantren. Haji Yahya mempercayainya agar ia
mengelola dan mengajar di sebuah pesantren yang akan didirikannya. Ia pun
bersedia untuk mengabdikan diri pada masyarakat kp. Dungushoe Desa Sukaratu
kec. Banyuresmi kab. Garut dan pada tahun 2010 ia mulai menetap di wilayah
tersebut. Atas idzin Allah, ia bersama Haji Yahya bisa mendirikan Pondok
Pesantren Toyyibatul Muhajirin yang bertujuan agar mencerahkan umat dan
mengembangkan pendidikan agama. Pondok pesantren ini dibangun dari hasil
swadaya masyarakat. Kini ia mempunyai dua orang anak :
1. Ulfah Nurfadilah
2. Nazda Syariah Assayidah
Begitu banyak rintangan dan
hambatan dari masyarakat sekitar yang kurang paham dengan ilmu agama, tetapi ia
terus bersabar dan berjuang untuk mengembangkan Pondok Pesantren. Ia dikenal
sebagai ustadz yang mempunyai semangat tinggi untuk memperjuangkan agama Allah.
Ia dapat mengubah keadaan kampung yang pada mulanya sepi menjadi ramai dengan
aktivitas keagamaan, mengubah keadaan masyarakat yang pada mulanya tidak
mengerti dengan pendidikan agama menjadi lebih mengerti tentang ilmu agama. Dia
juga dapat mengubah peserta didik yang awalnya seorang pemalu menjadi seorang
pemberani. Meskipun ia tidak mengampuh pendidikan yang tinggi, tetapi ia adalah
sosok yang bisa mengarahkan kepada jalan yang kebenaran dan kebaikan. Tentunya
ia berharap bahwa pada masa mendatang ia ingin terus beristiqomah dalam
menjungjung tinggi agama Allah serta membangun sarana pendidikan agama yang
berkualitas sehingga mencetak peserta didik yang berakhlak mulia.
No comments:
Post a Comment