Monday, October 27, 2014

Karangan Deskripsi


KAMPUNG  HALAMANKU BABAKAN REUNGAS DESA SUKARATU KEC. BANYURESMI DI KABUPATEN GARUT.
Gambaran
1.      Keadaan Daerah
Keadaan Atau Fisik dan Alam Hayati
            Di sebuah kampung kecil aku tinggal bersama keluargaku. Tampak pemandangan hijau di sekelilingnya yang banyak tumbuhan yang tumbuh secara alami seperti pohon mangga, pohon pisang, pohon nangka, terutama yang paling banyak adalah pohon bambu, bahkan ada yang ditanam secara sengaja di perkebunan seperti singkong, jagung, kacang , jeruk, tomat, dan tanaman cabe. Hamparan sawah yang cukup luas dengan parit-parit yang mengairinya sehingga sawahnya tampak subur. Parit-parit itu juga sering digunakan warga untuk mencari ikan pada musim hujan dan sebagian kecil warga menggunakannya untuk membuang air besar dengan tempat yang mereka buat sendiri. Jika musim kemarau panjang , tanah yang berada di sekitar kampungku terlihat kering sehingga banyak retakan serta banyak daun yag berjatuhan, tetapi jika pada musim hujan seperti saat ini tanahnya berubah menjadi lengket. udara di sekitarpun begitu sejuk karena banyaknya tumbuhan dan tidak ada kebisingan suara yang dihasilkan oleh kendaraan karena jarak yang jauh dari tempat ramai seperti jalan raya. begitupun pada malam hari masih banyak suara binatang seperti yang memekik seperti jangkrik.

2.      Keadaan Masyarakat
a.       Mata Pencaharian
Latar belakang yang berbeda menjadikan mata pencaharian yang beragam di kampungku, di antaranya masyarakat bermata pencaharian sebagai  petani, pedagang, kuli bangunan, penjahit pakaian, peternak, karyawan dan guru. Adapula yang sehari-harinya mencari ikan di situ bagendit. Petani memanfaatkan kebun dan sawah sebagai lahan pertanian,  beberapa pedagang memiliki warung di depan rumahnya, dan adapula yang menjadi pedagang kaki lima. Warga yang bekerja sebagai kuli bangunan dan penjahit pakaian biasanya bekerja borongan untuk mendapatkan upah. kebanyakan peternak mendirikan ternak ayam yang dikelola oleh orang lain, adapula yang memelihara hewan ternak seperti itik, bebek, ayam, kambing dan kerbau dekat rumahnya sendiri. Bagi warga yang bekerja sebagai karyawan mereka adalah para remaja yang setelah lulus SMA kemudian melamar kerja di kota seperti Bandung. Dan warga yang mengabdi sebagai guru biasanya mereka mengajar mengaji ataupun mengajar di pendidikan formal seperti SD.
Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah petani yang memanfaatkan kebun dan sawah sebagai lahan pertanian dengan penghasilan yang masih rendah. sedangkan minoritas mata pencaharian masyarakat adalah guru karena kebanyakan warga tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenakan ekonomi yang masih rendah. Dilihat dari penghasilannya masyarakat di kampungku termasuk kelas ekonomi menengah ke bawah, sedangkan mata pencaharian  yang cukup menonjol dari segi penghasilannya adalah pedagang.

b.      Perumahan
Perumahan yang berada di kampungku tak begitu padat, jarak antara rumah satu dengan rumah yang lain tidak terlalu dekat dan setiap rumah memiliki pekarangan yang cukup luas, pekarangan itu digunakan untuk tempat menjemur pakaian ataupun ditumbuhi dengan tanaman hias. Ada rumah yang baru dibangun dan direnovasi, adapula yang sudah lama usianya dan belum diperbaiki.
Sebagian besar rumah-rumah itu berukuran sederhana, terbuat dari batu- bata yang memiliki tepas, dan fasilitas kamar mandi. Tetapi masih ada beberapa rumah yang terbuat dari bilik bambu dengan berjendela seperti rumah- rumah pada jaman dahulu, dan tidak ada fasilitas kamar mandi sehingga menggunakan kamar mandi umum.
Rumah- rumah itu tidak berjajar dengan rapih, ada yang saling berhadapan, adapula yang saling berdampingan bahkan saling membelakangi. Selain itu ada beberapa pula yang keadaan rumahnya cukup memprihatinkan sehingga mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat untuk pembangunan rumah.

c.       Hubungan Lalu Lintas
lalu lintas yang tak begitu ramai di kampungku. apabila ingin sampai di jalan raya harus melewati jalan kecil yang berada diantara sawah dan melewati beberapa kampung dengan jalan yang berbelok, perbaikan jalan yang sudah dilakukan sedikit menghambat jalannya kendaraan, karena sisi-sisi jalan yang hanya diperbaiki , sedangkan pada bagian tengah hanya menggunakan kerikil sehingga apabila ada dua kendaraan yang berlawanan arah seperti mobil dan motor, salah satunya harus berhenti terlebih dahulu karena jalan yang sempit.
Setelah melewati beberapa kampung dan memasuki jalan raya, lalu lintasnya lancar dan tidak terjadi kemacetan, udarapun tak  tercemar karena sepanjang jalan masih banyak tumbuhan berjajar. tidak ada jalan yag berlubang parah yang dapat mengganngu kelancaran lalu lintas, sehingga kendaraan berjalan dengan tertib dan keadaan lalu lintas cukup aman.


Kisahan
1.      Kegiatan yang Dilakukan oleh Para Anggota Masyarakat.
           
            Ketika sang surya mulai menyapa, masyarakat telah terbangun dari tidurnya. Mereka bergegas untuk melakukan berbagai aktivitas seiring dengan hembusan angin yang begitu sejuk para siswa melakukan aktifitas bersekolah, para ibu rumah tangga mengerjakan tugasnya di rumah dan adapula yang pergi ke ladang, begitupula suaminya yang bekerja keras membanting tulang sesuai dengan mata pencaharian yang mereka emban untuk menapkahi buah hati serta istrinya.
            Matahari semakin menyengat, sepulang sekolah anak-anak bermain dan berkumpul dengan sukaria di sebuah pekarangan. hingga pada sore dan malam hari mereka pergi melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren terdekat yaitu Toyyibatul Muhajirin, di ponpes ini terdapat ikatan remaja mesjid yang para anggotanya selalu bercengkrama dengan suasana yang ramai, mereka mengembangkan kesenian Islam seperti marawis, bahkan mereka sering tampil pada acara -acara seperti resepsi pernikahan, khitanan dan syukuran sehingga mereka pandai melantunkan sholawat- sholawat dengan suara yang beradu merdu. Para anggota Ikatan remaja mesjid sering mengadakan acara untuk memperingati hari besar Islam seperti maulid nabi, Isra mi’raj dan tahun baru Islam, bahkan mengadakan acara perlombaan untuk memperingati hari kemerdekan RI.
            Matahari mulai meninggalkan permukaan bumi, panggilanNya pun diserukan dan lantunan sholawat menyentuh sanubari. sebagian masyarakat bergerombol pergi ke mesjid untuk shalat magrib berjamaah. Setiap malam jum’at dan hari sabtu para ibu rumah tangga mengikuti pengajian yang diadakan secara rutin. tak lupa masyarakat juga sering melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan dan ruas- ruas jalan pada hari jumat, mereka bekerja dengan sepenuh hati . Selain itu, Sebagian masyarakat mengikuti kegiatan koperasi untuk membantu kesejahteraan ekonomi mereka yang sebagian besar anggotanya adalah ibu- ibu rumah tangga.
            ketika malam mulai tiba segelintir pemuda ramai bergitar dengan suara nyanyian yang begitu nyaring, tak ada lagi aktivitas setelah itu anak-anak pulang dari majelis ilmunya, kemudian mereka dan para orangtuanya  beristirahat dari kelelahan beraktifitas.
           
2.      Cerita Pengalaman Hidup
a.       Seorang Wanita Dewasa
Seorang wanita yang mengabdi sebagai seorang guru ini bernama Eti Kusmiati, S.pd. lahir di Garut pada tanggal 22 Desember 1972, dari seorang ibu yang bernama  Ika Kartika dan Ayah yang bernama Tori Supriatna (Alm), beralamat di kp. Dungushoe RT 01 RW 07 Desa Sukaratu Kec. Banyuresmi kab. Garut. Ia adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara yaitu :
1.      Agus Hermawan
2.      Eti Kusmiati, S.pd.
3.      Ahmad Syarif Zaeni, S.pd.
4.      Misbah Maulidin Saleh, S.pd.
Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, meskipun begitu orangtuanya selalu mendukungnya dalam bidang pendidikan dan selalu menerapkan pendikan agama terhadap anak-anaknya. Pada waktu kecil ia adalah seorang anak yang selalu besemangat dalam belajar dan selalu berprestasi di kelasnya. Adapun pendidikan yang ia tempuh :
1.      TK cempaka Neglasari kec. Pameungpek kab. Garut pada tahun ajaran 1978- 1979.
2.      SDN Panawuan 5 Kec. Tarogong Kab. Garut, pada tahun ajaran 1979- 1985.
3.      SMP Cibatu pada tahun ajaran 1958- 1988. Ia bersekolah sambil  pesantren di sebuah pondok pesantren keresek untuk mendapatkan pendidikan agama.
4.      Ia melanjutkan pendidikannya ke SPG pada tahun 1988- 1991.
5.      Perguruan tinggi UNIGA Jurusan PGSD  Program D2.
6.      STKIP Siliwangi Bandung Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program S1.
      Pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar ia sering berjualan untuk membantu ibunya dan hasilnya ia tabungkan untuk membayar SPP . Kemudian ia melanjutkan ke SMP sambil pesantren di pondok pesantren keresek yang tak juah dari sekolahnya, karena kelak ia menginginkan agar menjadi orang yang sukses dunia dan akhirat. Pada masa- masa sekolah pun ia adalah seorang anak yang aktif dalam organisasi seperti pramuka dan PMR. Setelah lulus dari SPG ia nmelanjutkan ke perguruan tinggi dan mengajar sebagai guru sukwan di salah satu Sekolah Dasar kemudian berpindah mengajar di sebuah yayasan   Sirotim Mustaqim Bandung.
      Pada tahun 2002 ia menikah dengan seorang laki- laki yang bernama Yadi Karyadi. pada tahun itu ia diangkat menjadi GBS di SDN Sukaratu I kec. Banyuresmi kab. Garut. Setelah selama sebelas tahun ia menjadi guru honorer akhirnya ia diangkat menjadi PNS. Setelah itu pada tahun 2008 ia melahirkan anak pertamamnya, hingga sekarang ia sudah mempunyai tiga orang yaitu :
1.      Amal Alimah Huriyah lahir pada tanggal      : 03-November-2005.
2.      Raihan Muplih Mubaroq lahir pada tanggal : 17- April- 2008.
3.      Sayid Hasan Nasrulloh lahir pada tanggal    : 31- Desember-2010.

Dengan jerih payah yang ia lakukan, ia dapat memetik hasilnya sekarang. Ia adalah sosok yang selalu berjuang dan peduli akan pendidikan hingga ia mendirikan sebuah lembaga untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) pada tahun 2008 yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dan memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini.  Mesipun pada awalnya belum ada bantuan dari pemerintah untuk membangun tempat sarana pendidikan, ia terus berjuang dengan hambatan yang sering kali datang karena masyarakat yang belum sadar akan pentingnya Pendidikan Anak Usia dini dan ekonomi mereka yang masih rendah serta tenaga guru yang semakin berkurang karena belum adanya kesejahteraan. Akhirnya Ia mendapat bantuan untuk medirikan tempat sarana pendidikan Pada tahun 2009. Ia berharap agar kelak anak- anak tersebut menjadi orang- orang yang cerdas sehingga Desa Sukaratu dan umumnya Indonesia menjadi lebih maju dan berkembang.
b.      Seorang Laki- Laki Dewasa
Nama                  : sufyan Mukhlis Ansori
Nama panggilan : ustadz yusuf
TTL                    : cianjur, 08- november- 1985
Ayah                  : Bapak Ajid
Ibu                      : Sari
      Ia adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, pada waktu kecil ia adalah seorang anak yang nakal tapi pintar dalam belajar. Pada usia tujuh tahun ia memulai pendidikan di SDN Kalibaru kec. Pagelaran kab. Cianjur. Setelah ia lulus Sekolah Dasar ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya ke SMP karena faktor ekonomi dan jarak yang jauh dari rumah ke sekolah. Pada tahun 2002 orang tuanya menyuruh agar ia masuk pesantren Al-muhajirin yang beralamat di kp. Nagrak kec. tanggeung kab. Cianjur. Dia tinggal selama tiga tahun di pesantren. Pada tahun 2005 ia memutuskan untuk bekerja d Bandung, karena ia ingin merasakan uang hasil dari jerih payahnya sendiri. Ia merasakan asam pahitnya kehidupan kota yang sangat berbeda dengan kehidupan di kampungnya. Ia memutuskan kembali meneruskan pesantrennya karena dorongan dari orangtua dan meneruskan pesantrennya di tempat yang berbeda dengan sebelumnya yaitu :
1.      Pondok Pesanren Miftahtul Falah Desa Sirna Jaya kec. Tanggeung kab. Garut.
2.      Pondok Pesantren Nyelempet kota Cianjur.
      Pada tahun 2009 ia menikah dengan seorang perempuan bernama Nengsih Damayanti yang beralamat di kp. Pasir Lanjung Desa Tanjung Kamunding kec. Tarogong Kaler Kab. Garut
Setelah menikah memilih untuk menetap dan tinggal di garut dengan istri, ia sering berdakwah ke berbagai tempat. Hingga di suatu kampung ia bertemu dengan seorang tokoh masyarakat yang bernama Haji Yahya Kurnia yang selalu berjuang dalam mendirikan pesantren. Haji Yahya mempercayainya agar ia mengelola dan mengajar di sebuah pesantren yang akan didirikannya. Ia pun bersedia untuk mengabdikan diri pada masyarakat kp. Dungushoe Desa Sukaratu kec. Banyuresmi kab. Garut dan pada tahun 2010 ia mulai menetap di wilayah tersebut. Atas idzin Allah, ia bersama Haji Yahya bisa mendirikan Pondok Pesantren Toyyibatul Muhajirin yang bertujuan agar mencerahkan umat dan mengembangkan pendidikan agama. Pondok pesantren ini dibangun dari hasil swadaya masyarakat. Kini ia mempunyai dua orang anak :
1.      Ulfah Nurfadilah
2.      Nazda Syariah Assayidah
                 Begitu banyak rintangan dan hambatan dari masyarakat sekitar yang kurang paham dengan ilmu agama, tetapi ia terus bersabar dan berjuang untuk mengembangkan Pondok Pesantren. Ia dikenal sebagai ustadz yang mempunyai semangat tinggi untuk memperjuangkan agama Allah. Ia dapat mengubah keadaan kampung yang pada mulanya sepi menjadi ramai dengan aktivitas keagamaan, mengubah keadaan masyarakat yang pada mulanya tidak mengerti dengan pendidikan agama menjadi lebih mengerti tentang ilmu agama. Dia juga dapat mengubah peserta didik yang awalnya seorang pemalu menjadi seorang pemberani. Meskipun ia tidak mengampuh pendidikan yang tinggi, tetapi ia adalah sosok yang bisa mengarahkan kepada jalan yang kebenaran dan kebaikan. Tentunya ia berharap bahwa pada masa mendatang ia ingin terus beristiqomah dalam menjungjung tinggi agama Allah serta membangun sarana pendidikan agama yang berkualitas sehingga mencetak peserta didik yang berakhlak mulia.

No comments:

Post a Comment