Tuesday, April 7, 2015

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW



NAMA  : HERA HERLIANA
NIM      : 12211007
KELAS : 3A
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
A.    Pendahuluan
 Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan keefektifan dan keefisienan dalam proses pembelajaran. Guru harus senantiasa mampu memilih dan menerapkan metode yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan. Terdapat beberapa metode yang telah lama digunakan oleh para guru antara lain ; meode ceramah, metode Tanya jawab, dan metode resitasi. Serentetan metode tersebut bisa dikatakan metode konvensional. Model pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh sebagian besar guru yang tidak sesuai dengan tuntutan jaman, karena pembelajaran yang dilakukan kurang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Salah satu model pembelajaran yang dimungkinkan mampu mengantisipasi kelemahan model pembelajaran konvensional  adalah dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw.
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Lain halnya dengan model pembelajaran lain, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga bisa diterapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya.













B.       Pembahasan
A.    Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s, (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa sangat diperlukan. Model pembelajaran Jigsaw ini diladasi oleh teori belajar humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Teknik mengajar Jigsaw sebagai metode pembelajaran kooperatif bisa digunakan dalam pengakaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga dapat digunakan mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.
B.     Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1.      Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
2.       Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
3.      Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
Beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan aplikasi model ini di lapangan, menurut Roy Killen, 1996, adalah :
1.      Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.
2.      Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.
3.      Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.
4.      Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
5.      Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit.
Diskusi dalam kelompok ini, untuk mengatasi masalah atau kelemahan yang muncul dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu, mengurutkan kemampuan belajar siswa dalam kelas.
2.      Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi pertama kembali ke kelompok asal yang akan bertugas sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan materi yang menjadi tugass mereka






C.    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam Memahami Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen.
1.      Siswa dibagi atas beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang. Kelompok ini dinamakan Kelompok Induk.
Kelompok A       Kelompok B     Kelompok C     Kelompok D
2.      Setiap anggota kelompok diberikan materi teks cerpen yang berbeda. Dalam pembelajaran memahami unsur-unsur intrinsik cerpen, anggota dalam tiap kelompok mempelajari unsur-unsur instrinsik meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat dalam cerpen yang telah disediakan.
3.      Setiap anggota kelompok membaca teks cerpen masing-masing yang sudah disediakan dan bertanggung jawab untuk mempelajari unsur-unsur instrinsiknya.
4.      Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari teks cerpen yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
5.      Setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajari teman-temannya.
6.      Tiap kelompok memperesentasikan hasil diskusi di depan kelas  tentang unsur-unsur intrinsik cerpen yang sudah dipahaminya.
7.      Siswa dikenai tagihan berupa tes individual pada akhir pembelajaran tentang unsur-unsur intrinsik cerpen yang telah didiskusikan.
8.      Guru memberikan reword atau penghargaan kepada individu atau kelompok terbaik dalam pembelajaran.     
C.    Simpulan
Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan keefektifan dan keefisienan dalam proses pembelajaran. Model kooperatif jigsaw dapat mengembangkan potensi dan prestasi yang menuntut siswa lebih aktif, mengembangkan keterampilan sosial, memberikan banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lainnya, serta dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Dengan itu model pembelajaran kooperatif jigsaw bisa diterapkan dalam beberapa mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran sastra yang memerlukan pemikiran kritis dan pemahaman yang tinggi. Pembelajaran sastra dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen akan lebih menarik, bervariasi dan tidak akan membuat siswa merasa terbebani dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw.