Saturday, January 10, 2015

SEMANTIK JENIS MAKNA


SEMANTIK
JENIS MAKNA
1.      Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contoh:  Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Contoh:  kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
2.      Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.  Ada dua macam dalam bentuk bahasa Indonesia yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.
a.       Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan kesatuan makna. Contoh: meja hijau adalah idiom penuh, karena kesemuanya memiliki kesatuan makna, tidak akan berarti yang sama jika diartikan secara leksikal atau per kata.
b.      Idiom sebagian adalah idiom yang masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Contoh: daftar hitam, pada kata daftar masih berarti sama dengan daftar atau susunan, sedangkan dengan kata hitam, daftar hitam berarti daftar yang berisi nama-nama orang yang dicurigai atau dianggap bersalah.
Berbeda dengan idiom, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Contoh : seperti air jatuh di daun talas. Orang tahu daun talas, dan orang tahu bagaimana keadaan air yang jatuh di daun talas. Tetesan air yang jatuh di daun talas tersebut segera jatuh ke tanah, tidak ada yang bertahan . berdasarkan kenyataan ini, orang dapat menerka makna peribahasa (lebih cepat perumpamaan), seperti air jatuh di daun talas, yakni menasihati seseorang yang  tidak acuh. Nasihat berlalu tanpa bekas, nasihat tidak dipedulikan.

3.      Makna kias
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan istilah arti kiasan digunakan sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, atau kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Contoh : puteri malam dalam arti ’bulan’, raja siang dalam arti ’matahari’.

4.      Makna Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi
Makna lokusi adalah makna seperti yang dinyatakan dalam ujaran, makna harfiah, atau makna apa adanya. Sedangkan yang dimaksud dengan makna ilokusi adalah makna seperti yang dipahami oleh pendengar. Sebaliknya, makna perlokusi adalah makna yang seperti yang diinginkan oleh penutur. Contoh : kata “Rumahmu bagus” atau “Rumahmu bersih”. Kawan bicara mendengar ujaran itu (lokusi), ia berusaha memahami kandungannya (ilokusi), akibatnya (perlokusi). Yakni kawan bicara akan gembira sebab mendapat pujian, tetapi kalau ternyata rumah itu kotor, maka si kawan bicara akan merah mukanya sebab kalimat itu merupakan penghinaan baginya.






No comments:

Post a Comment